Eh, sebelumnya ada yg tau tentang KLJ(pinhole camera)??
Mungkin sebagian dari kalian sudah ada yg tahu dan mungkin ada yg belum. KLJ ini sendiri merupakan sebuah kamera yg dapat menghasilkan imaji/gambar klasik atau hitam putih. Dibutuhkan teknik khusus untuk memotret menggunakan kamera ini karena prosesnya memang terbilang sulit. Selain membutuhkan perasaan(feeling) yg tepat, kita juga berpatokan pada cuaca disiang hari. Karena memotret menggunkan kamera ini sangat sensitif. Membutuhkan pencahayaan yg cukup agar gambar dapat terbentuk sempurna. Kalau kelebihan cahaya, kertas foto yg kita cetak akan berwarna gelap. Kalau kurang juga tidak baik. Selain itu teknik dalam memotret juga berperan penting supaya gambar yg kita ambil dapat mempunyai nilai seni tersendiri. Setelah memotret pun gambar tidak langsung jadi, masih ada beberapa tahapan yg harus dijalani. Seperti menyiapkan kamar gelap untuk proses pencetakan gambar, proses pencucian kertas foto (cairan untuk mengolah kertas foto agar dapat menjadi gambar hitam putih), mempositifkan gambar, dan bahan-bahan lain yg dibutuhkan. Hasil memotret menggunakan kamera lubang jarum ini juga tidak kalah bagusnya dengan kamera biasa. Hasilnya sangat menakjubkan, bernilai seni, dan punya nilai jual yg tinggi. Biasanya hasil foto dimasukkan kedalam pameran foto, namun harus di scan terlebih dahulu agar ukuran gambar dapat dimanipulasi sesuai keinginan kita. Setiap orang yang melihatnya pasti akan bertanya-tanya, heran, bahkan mungkin kagum. Karena hasil yang ditampilkan memang beda dari yg lain.
Akan tetapi sangat disayangkan, minat masyarakat tentang KLJ saat ini sangat kurang. Mungkin karena kurangnya data dan informasi atau ada yg sudah tahu tetapi malas untuk mencoba karena repot. Oleh karena itu KLJ sekarang sudah sangat langka dijumpai dan jarang ditemukan. Kalaupun ada, paling hanya segelintir orang yg menggeluti bidang tersebut.
Mungkin sebagian dari kalian sudah ada yg tahu dan mungkin ada yg belum. KLJ ini sendiri merupakan sebuah kamera yg dapat menghasilkan imaji/gambar klasik atau hitam putih. Dibutuhkan teknik khusus untuk memotret menggunakan kamera ini karena prosesnya memang terbilang sulit. Selain membutuhkan perasaan(feeling) yg tepat, kita juga berpatokan pada cuaca disiang hari. Karena memotret menggunkan kamera ini sangat sensitif. Membutuhkan pencahayaan yg cukup agar gambar dapat terbentuk sempurna. Kalau kelebihan cahaya, kertas foto yg kita cetak akan berwarna gelap. Kalau kurang juga tidak baik. Selain itu teknik dalam memotret juga berperan penting supaya gambar yg kita ambil dapat mempunyai nilai seni tersendiri. Setelah memotret pun gambar tidak langsung jadi, masih ada beberapa tahapan yg harus dijalani. Seperti menyiapkan kamar gelap untuk proses pencetakan gambar, proses pencucian kertas foto (cairan untuk mengolah kertas foto agar dapat menjadi gambar hitam putih), mempositifkan gambar, dan bahan-bahan lain yg dibutuhkan. Hasil memotret menggunakan kamera lubang jarum ini juga tidak kalah bagusnya dengan kamera biasa. Hasilnya sangat menakjubkan, bernilai seni, dan punya nilai jual yg tinggi. Biasanya hasil foto dimasukkan kedalam pameran foto, namun harus di scan terlebih dahulu agar ukuran gambar dapat dimanipulasi sesuai keinginan kita. Setiap orang yang melihatnya pasti akan bertanya-tanya, heran, bahkan mungkin kagum. Karena hasil yang ditampilkan memang beda dari yg lain.
Akan tetapi sangat disayangkan, minat masyarakat tentang KLJ saat ini sangat kurang. Mungkin karena kurangnya data dan informasi atau ada yg sudah tahu tetapi malas untuk mencoba karena repot. Oleh karena itu KLJ sekarang sudah sangat langka dijumpai dan jarang ditemukan. Kalaupun ada, paling hanya segelintir orang yg menggeluti bidang tersebut.
Tapi dimata orang yang memang hobi di bidang fotografi, hal ini merupakan sesuatu yang menarik dan patut untuk dicoba karena ini merupakan tantangan baru dalam fotografi. Orang akan bosan tanpa hal-hal baru meski hal baru tersebut terkesan kuno. Dan tentunya dapat menambah pengalaman bagi mereka yg mencobanya.
Dalam rangka memperkenalkan KLJ kepada masyarakat Indonesia, beberapa komunitas-komunitas KLJ di indonesia terkadang memberikan pelatihan khusus untuk masyarakat yg boleh dibilang awam dan sering dibeberapa evens, komunitas ini mengadakan lomba memotret dengan menggunakan KLJ, ataupun mengadakan pameran-pameran foto. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mengenal basic photography. Untuk lebih jelas tentang KLJ, mari kita lihat sejarahnya berikut :
Pada akihrnya, pengetahuan manusia yg semakin berkembang mampu menjelaskan berbagai sifat cahaya, yg mengilhami lahirnya fotografi. Mo Ti(5 SM) seorang penulis Cina mencatat "..sinar bergerak melalui garis lurus dan suatu objek akan memantulkan sinar ke segala penjuru".
Prinsip bahwa cahaya bergerak melalui garis lurus ini, semakin popular pd zaman RRenaissance(abad 15). Leonardo Da Vinci(1452-1519), seorang pelukis besar, jg dikenal memanfaatkan KLJ untuk mewujudkan karya-karyanya. Perkembangan KLJ berlanjut dgn dibuanya kamera obscura untuk pertama kalinya oleh seorang astronom(Gemma Frissius). Frissius membuat lubang kecil pd dinding sebuah ruangan yg digelapkan (kamera=ruangan, obscura=gelap). Ruangan gelap dengan lubang kecil ini ia buat untuk mempelajari dan mengabadikan peristiwa gerhana matahari.
Era kamera obscura semakin pesat berkembang pd masa Johannes Kepler(1571-1630). Bahkan sampai abad ke-19, beberapa kamera obscura berukuran besar mulai dibangun, antara lain Royal Mile, Eidenberg, The Clifton Observatory at Bristol dan beberapa tempat lain didunia.
Istilah kamera lubang jarum (pinhole camera) diperkenalkan oleh Sir David Brewster(1850-an) seorang ilmuwan skotlandia, fotografer pertama yg membuat foto menggunakan KLJ. Istilah pinhole camera ia tulis dalam karyanya yg berjudul "The Stereoscope"(1856).
Sumber : Memotret dengan Kamera Lubang Jarum karangan Ray Bachtiar.
"latihlah terus-menerus kemampuan anda dan seringlah melakukan percobaan".
Dalam rangka memperkenalkan KLJ kepada masyarakat Indonesia, beberapa komunitas-komunitas KLJ di indonesia terkadang memberikan pelatihan khusus untuk masyarakat yg boleh dibilang awam dan sering dibeberapa evens, komunitas ini mengadakan lomba memotret dengan menggunakan KLJ, ataupun mengadakan pameran-pameran foto. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mengenal basic photography. Untuk lebih jelas tentang KLJ, mari kita lihat sejarahnya berikut :
- Sejarah Singkat KLJ
Pada akihrnya, pengetahuan manusia yg semakin berkembang mampu menjelaskan berbagai sifat cahaya, yg mengilhami lahirnya fotografi. Mo Ti(5 SM) seorang penulis Cina mencatat "..sinar bergerak melalui garis lurus dan suatu objek akan memantulkan sinar ke segala penjuru".
Prinsip bahwa cahaya bergerak melalui garis lurus ini, semakin popular pd zaman RRenaissance(abad 15). Leonardo Da Vinci(1452-1519), seorang pelukis besar, jg dikenal memanfaatkan KLJ untuk mewujudkan karya-karyanya. Perkembangan KLJ berlanjut dgn dibuanya kamera obscura untuk pertama kalinya oleh seorang astronom(Gemma Frissius). Frissius membuat lubang kecil pd dinding sebuah ruangan yg digelapkan (kamera=ruangan, obscura=gelap). Ruangan gelap dengan lubang kecil ini ia buat untuk mempelajari dan mengabadikan peristiwa gerhana matahari.
Era kamera obscura semakin pesat berkembang pd masa Johannes Kepler(1571-1630). Bahkan sampai abad ke-19, beberapa kamera obscura berukuran besar mulai dibangun, antara lain Royal Mile, Eidenberg, The Clifton Observatory at Bristol dan beberapa tempat lain didunia.
Istilah kamera lubang jarum (pinhole camera) diperkenalkan oleh Sir David Brewster(1850-an) seorang ilmuwan skotlandia, fotografer pertama yg membuat foto menggunakan KLJ. Istilah pinhole camera ia tulis dalam karyanya yg berjudul "The Stereoscope"(1856).
Sumber : Memotret dengan Kamera Lubang Jarum karangan Ray Bachtiar.
- Bagian-bagian kamera lubang jarum :
- Lensa = lubang kecil pada alumunium foil yg bentuknya sebesar lubang jarum, fungsinya sama seperti kamera biasa yaitu sebagai tempat cahaya masuk.
- Celah cahaya = seperti diafragma di kamera biasa(manual), fungsinya mengatur seberapa banyak cahaya yg masuk dr luar ke dalam ruang kamera (lebar lubang jarum).
- Ruang film = bagian terdalam kamera, kaleng(kedap cahaya).
- Jepretan = seperti rana pada kamera. bedanya disini hanya sebagai tirai penutup lubang jarum, pelindung cahaya yg masuk.
- Bahan-bahan sekaligus cara membuatnya jg sederhana :
- Kaleng susu ukuran 500 gr, cat pilok doff (semprotkan bagian dalam sampai hitam semua, termasuk tutup, lubangi bagian tengah secukupnya).
- Kaleng soda/alumunium foil, jarum, gunting (kaleng soda potong secukupnya, lalu lubangi, bagian dalamnya juga harus hitam).
- Plester hitam (digunakan untuk menempelkan kaleng soda yg sudah dilubangi td, kemudian pasang berhadapan dengan kaleng yg sudah dilubangi td).
- Buat penutup untuk lubang yg telah dibuat dengan menggunakan plester hitam tadi(rana).
- Kamar gelap (untuk proses pemasangan kertas foto dan pencucian kertas foto).
- Cairan Developer(pengembang) dan fix(penetap) dan air biasa untuk bilas kertas foto.
- Penjepit kertas foto.
- Bohlam lampu warna merah dan kuning.
- Kertas foto hitam putih (biasanya 100 lembar) / kertas fotoBW(black-white).
- Proses pengambilan gambar :
"latihlah terus-menerus kemampuan anda dan seringlah melakukan percobaan".
- mengubah jenis kamera
- mengatur waktu pencahayaan gambar
- dan lain-lain
0 komentar:
Posting Komentar